Testimoni oleh Retno Manggaharti

Testimonial oleh Retno Manggaharti

SGM volunteer bulan Maret – September 2016

Dari mulai bulan Maret hingga September 2016 kami benar-benar dianugerahi dengan kedatangan Mbak Retno, seorang sarjana Psikologi dari UII. Mbak Retno bergabung bersama sekolah kami pada masa perkembangan yang sangat kritis dan selama enam bulan ketika dia di sini banyak membantu proses pembangunan dan mencapai banyak hal yang luar biasa. Dari mulai menjadi pendiri sekolah, pembuat perpustakaan, guru, mentor dan kakak pada semua muridnya dan juga teman baik kami. Menurut saya tidak ada banyak orang yang bisa berkerja sambil menghadapi aneka macam kesulitan yang ada disini, dan semua itu bisa diatasi oleh Mbak Retno sambil terus bersenyum, sabar dan bahagia selalu. Ini adalah orang yang sungguh-sungguh sangat luar biasa. Kami sangat beruntung dan akan kangen orang ini selalu. Semoga sukses dengan petualangan barunya!

Berikut ini adalah testimoni yang ditulis oleh Mbak Retno mengenai pengalamannya ketika dia tinggal di Merapi dan membantu di Sekolah Gunung Merapi.

“Tidak ada sesuatu yang kebetulan. Itulah yang saya pikirkan sekarang. Bahwa saya pernah menjadi bagian dari Sekolah Gunung Merapi dan itu adalah salah satu hal yang menakjubkan dalam hidup saya. Tujuan utama saya saat itu adalah belajar bahasa Inggris agar mencapai nilai IELTS 6.5 biar dapet beasiswa ke luar negeri gitu. Saya mendapat rekomendasi langsung dari kakak tingkat di Universitas bahwa ada temannya yang orang Inggris asli dan bersedia mengajari saya bahasa Inggris Cuma Cuma. Tawaran yang sangat menggiurkan! dan tentu saja saya langsung mengiyakan. Tapi sebelumnya, kakak tingkat saya tersebut sudah mewanti – wanti saya agar bersedia hidup seadanya. Disana serba minim, katanya. Pikir saya, tidak masalah, toh saya juga orang gunung. Tak selang berapa lama, saya menghubungi teman kakak tingkat saya tersebut, bahwa saya tertarik untuk belajar bahasa Inggris dan sekalian bantu – bantu di Sekolah. Mereka (Mas Fajar dan Mbak Yasmin) welcome sekali, tapi sebelumnya mereka berkali – kali menegaskan bahwa disana minim fasilitas, dan apakah saya setuju dengan fasilitas yang minim tersebut? Hahaha mereka tidak tahu kalau saya juga sering kehabisan air dan mandi di kali waktu kecil, saya ini gadis tangguh dari desa. Hahaha.

Tiba disana, setelah tanya sana sini dan ditemani 2 mbak – mbak cantik, mbak Pani dan Mbak Ulfa, akhirnya saya menemukan Rumah Mas Fajar dan Mbak Yasmin. Saat itu saya sendiri ragu, saya melihat ada makhluk coklat bergigi tajam sedang leyeh – leyeh di depan rumah. Saya yang sebenarnya takut anjing, enggan sekali mengetuk rumah, pikiran – pikiran negatif sudah mengelilingi otak saya. Tapi untunglah, mbak Yasmin segera keluar dan menemui kami. Kami mengobrol sebentar, dan Mbak Yasmin mengajak kami ke sekolah. Setelah lama disana, akhirnya saya tahu “Potato” adalah anjing yang sangat manis, dan jail. Tapi dia juga bodyguard saya dan mbak yasmin ketika pulang malam dari sekolah atau kemanapun, Kau keren sekali Potato. I love you. Tapi sayang Potato harus segera pergi meninggalkan kami karena tertabrak mobil, bahkan saya menangis tersedu – sedu ketika menguburkannya, semoga kau tenang disana Potato sayang.

Dan ternyata hidup disana lumayan berat, tidak terlalu berat sih, tapi tidak ringan juga seperti pikiran saya. Dua masalah besar, Air dan Dingin. Walaupun saya bukan orang yang rajin mandi, tapi air adalah bagian yang penting dalam hidup saya. Saat itu disana hanya ada air hujan, untuk mandi, cuci, dan bersih – bersih, pertama – tama saya enggan mandi dengan air dingin, tapi lama – lama terbiasa, lumayan jugalah daripada tidak mandi sama sekali, dan itupun penggunaannya harus super irit, satu ember untuk sekali mandi. Pernah juga tidak hujan berhari – hari, jadilah saya numpang mandi dan cuci ditempat tetangga (terimakasih banyak Mbak Surami dan Mbak Wi atas kebaikan hati kalian). Dan saat itu saya sadar kenapa hujan diartikan sebagai berkah. Tuhan Maha Baik ya masih menurunkan hujan di bumi Indonesia?

Masalah kedua menurut saya adalah dingin, saat pertama kali bermalam disana, saat itu saya tidur bahkan memakai jaket dan selimut 3 lapis, disana super dingin sekali. Tapi lama lama juga terbiasa, manusia itu makhluk paling super dalam beradaptasi, jadi semuanya akan baik – baik saja. Saya percaya itu.

Pertama di sekolah, hati saya tidak terlalu menjiwai. Walaupun saya suka anak – anak tapi background itu penting sekali dalam mengajar, dan saya paham bahwa saya awam tentang hal itu. Mbak Yasmin mencium gelagat saya, dan akhirnya mengajak saya bergabung untuk mengisi kelas, saat itu saya pegang “Homework Club” kelas untuk mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah). Dan setelah itu saya mulai paham bagaimana karakter Mbak Yasmin yang sabar dan memiliki integritas yang tinggi dalam mengajar. Beliau mengajari saya bagaimana sistem mengajar di Inggris, ilmu yang sangat wow sekali. Salah satu yang saya dapatkan adalah, perencanaan itu penting sekali dalam mengajar. Mau dibawa seperti apa kelas kita nanti? Mbak Yasmin menekankan perencanaan itu harus detail setiap menitnya. Benar – benar rinci. Misalnya: 10 menit pertama pembukaan dan pengenalan yel – yel, 10 menit berikutnya games, 30 menit materi dan 5 menit penutup. Mbak Yasmin biasanya menutup kelas 5 menit sebelum kelasnya berakhir untuk persiapan kelas berikutnya. Dan sebelumnya kita harus memiliki rencana A, B, C untuk mengantisipasi jika salah satu tidak sesuai rencana, dan yang terpenting adalah target. Mbak Yasmin kembali menekankan bahwa target kita adalah Siswa, bukan kepentingan pribadi kita. Dan setelah handle “Homework Class” saya sadar bahwa mengajar tidak semudah yang saya bayangkan.

Kelas kedua yang saya handle adalah kelas membaca, saya mulai mengaplikasikan kembali teori mengajar yang disampaikan Mbak Yasmin. Saya terkadang mulai berdiskusi tentang beberapa anak yang memiliki masalah membaca, dan Mbak Yasmin mengusulkan untuk memulainya sejak dini. Jadilah saya memiliki 3 anak – anak lucu di kelas membaca, yang masing – masing dari mereka memiliki sifat yang berbeda. Wah, keren sekali ibu – ibu pengajar TK yang super sabar itu.

image

Mbak Retno ‘in action’ bersama dengan muridnya.

Tantangannya tentu saja berbeda dengan kelas saya sebelumnya, kelas ini saya dituntut lebih aktif, kreatif, dan menajamkan indera saya untuk meyakinkan saya bahwa mereka paham materinya. Mbak yasmin sering membantu dengan memberi masukan – masukan dan mengajarkan bahwa betapa menakjubkannya otak manusia, dan bagaimana manusia bisa membaca dan menulis adalah sebuah misteri, dan setiap manusia memiiki metode yang berbeda – beda agar mencapai taraf mahir membaca dan menulis.

Saya ingat sekali, salah satu hari tersibuk kami adalah ketika mempersiapkan perpustakaan. Saat itu bulan Ramadhan. Kami memiliki sekitar 600 buku dari perpustakaan Dusun Pangukrejo yang butuh disampul dan dikategorikan. Mbak Yasmin itu perfeksionis jadi beliau benar – benar detail, maka dari itu untuk perpustakaan dan desain penataan kelas, Mbak Yasmin benar – benar mempersiapkan nya secara detail dan all out, Mbak Yasmin mengkategorikan setiap bukunya berdasarkan standar Internasional yang memiliki nomor bejibun. Dan Mbak Yasmin benar – benar memeriksa setiap nomor dan kategorinya untuk setiap buku. Dua jempol saya untuk mbak yasmin. Serta untuk sampul buku kami dibantu para Malaikat Buku (Terimakasih banyak Mas Arif, dkk).

Setelah sekolah direnovasi, kami mendapat kebaikan hati dari berbagai pihak, jadilah kami memiliki banyak sekali mainan, YEAY!!! Berhubung saya masih bocah, saya senang sekali mengajak murid – murid untuk bermain sepak bola dan permainan lain, hahaha. Dan itu adalah pendekatan paling efektif untuk seusia mereka, mengajak mereka bermain. Tertawa dan bermain adalah hal yang paling menakjubkan di dunia ini.

Sungguh pengalaman yang tak akan terlupakan, bersama Mbak Yasmin dan Mas Fajar mengajarkan saya arti sederhana, berjuang, tulus, kebersamaan, dan arti kebahagiaan sesungguhnya. Terimakasih banyak untuk pengalaman yang tak ternilai. Dan untuk semuanya, saya merindukan kalian. I love You All, Saranghae. Muach.”

image

Deeply missed: Mbak Retno selalu mengerjakan apapun dengan terus bersenyum dan bercanda!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *